4 Penyebab Tembok Rumah Retak Dan Cara Mengatasinya
Griyahome.com
- Keindahan sebuah rumah tergantung dari desain saat membangunnya. Namun
terkadang keindahan ini bisa berkurang karena adanya dinding atau tembok rumah
yang retak. Kenapa bisa begitu? Padahal kita sudah berusaha meminimalisir
dengan ikut menjaga saat pembangunan rumah berlangsung. Bukan hanya rumah lama
saja yang sering mendapat masalah, rumah yang baru saja selesai dibangun
terkadang sudah terdapat dinding yang retak. Lalu apa penyebab tembok rumah
retak? Bagaimana cara mengatasinya? Artikel dibawah ini akan membantu anda
menemukan jawabannya. Selamat membaca!
Penyebab Tembok Rumah Retak
Hampir
setiap bangunan memiliki masalah tersendiri. Apakah itu saluran pembuangan
tersumbat, pipa yang bocor, instalasi listrik bermasalah, dll. Salah satu yang
paling sering terjadi pada sebuah bangunan baik itu rumah, kantor, gudang, dll
adalah dinding atau tembok retak. Tembok yang retak bisa berupa retak rambut
atau struktur. Bentuk retak pada dinding bisa berupa vertikal maupun
horizontal, bahkan bisa juga keduanya.
Sebelum melakukan tindakan kita mesti mengetahui apa penyebab tembok rumah anda
mengalami keretakan. Setelah mengetahui penyebabnya kita bisa melakukan treatment yang tepat. Berikut beberapa penyebab tembok rumah retak :
1.
Struktur
bangunan (kolom, balok, pelat, pondasi) tidak kuat
Struktur
bangunan merupakan salah satu hal paling penting saat kita merancang sebuah
rumah. Semakin kuat struktur bangunan maka semakin kokoh dan awet sebuah rumah.
Struktur bangunan berfungsi agar rumah menjadi stabil. Beban rumah akan
ditopang oleh struktur bangunan yang kokoh. Jika struktur rumah kurang kuat
maka tekanan dari atas akan membuat dinding / tembok lambat laun akan mengalami
keretakan. Retak ini bisa lebar atau kecil tergantung tingkat kerusakan yang
ditimbulkan. Struktur rumah yang kurang kuat bisa membahayakan seisi rumah saat
ditempati. Hal yang paling fatal bisa terjadi adalah bangunan bisa runtuh.
2.
Penggunaan
campuran pasangan batu bata yang tidak benar
Campuran
semen dan pasir saat memasang batu bata umumnya menggunakan rasio 1 : 4. Takaran
ini umum diaplikasikan saat membangun dinding bata. Namun terkadang karena
ingin menghemat biaya rasio ini dinaikkkan hingga 1 : 6 bahkan 1 : 8. Hal ini tentunya akan membuat struktur
pemasangan bata tidak solid. Semen yang harusnya mengikat bata tidak berfungsi
dengan baik dan maksimal. Perkara ini bahkan diperparah dengan pasir yang
digunakan banyak mengandung lumpur atau tanah. Tanah dan lumpur akan membuat
campuran semen sulit menjadi kalis. Meskipun dinding bata tetap bisa berdiri
namun kekuatannya akan jauh berkurang. Perbandingan campuran material pasangan
batu bata yang tidak benar dapat menyebabkan pasangan bata menjadi keropos,
retak bahkan bisa menyebabkan tembok runtuh.
3. Adanya beban tambahan pada bangunan
Ini
merupakan salah satu masalah yang sering dilakukan oleh pemilik rumah. Rumah
yang awalnya direncanakan hanya 1 lantai kemudian ditingkatkan menjadi 2
lantai. Sebenarnya ini sah-sah saja jika dilakukan sebelum pembangunan
berlangsung. Namun apabila setelah bangunan sudah berdiri maka tentunya ini
bisa menimbulkan dampak. Perubahan bangunan menjadi 2 lantai tanpa adanya
penguatan struktur rumah dapat menyebabkan beban tambahan. Tentunya hal ini
akan membuat struktur rumah mendapat tekanan dari atas yang berlipat ganda. Jika
terjadi bencana seperti gempa bumi, banjir, longsor dan sejenisnya bisa sangat
berbahaya. Bangunan bisa mengalami kerusakan bahkan menyebabkan bangunan
runtuh. Dampak awal akibat tekanan rumah berlebihan adalah dinding mengalami keretakan
terutama retak struktur.
4.
Proses
pengeringan plesteran atau acian yang terlalu cepat
Setelah
pemasangan dinding bata maka akan dilanjutkan tahap plesteran dinding. Setelah
dinding selesai diplester maka akan masuk tahap acian dan pengecatan / pemasangan keramik. Namun
sayangnya terkadang tukang terburu-buru melakukan tahap pengecatan atau
pemasangan keramik. Dinding bata yang diaci sebelum plesteran belum kering
betul sehingga masih mengandung air. Meskipun tidak membahayakan tapi tampilan
dinding akan terlihat kurang menarik.
Tindakan Pencegahan Mengatasi Kerusakan Dinding Dan Bangunan
Apabila
kita belum terlanjur membangun, kita bisa antisipasi atau mengurangi resiko
keretakan dinding dengan beberapa hal berikut ini;
Pilihlah
lokasi tanah yang rata, kuat dan tidak mudah bergerak.
Hindari
membangun rumah di daerah sekitar lereng, bukit, berdekatan dengan arus air
sungai, kecuali bila Anda punya struktur dan insinyur teknik yang handal.
Gunakan
bahan bangunan dengan kualitas baik dan juga air yang cukup bersih dan murni.
Jaga
kualitas adukan semen, agar kualitas adukan sama di setiap area.
Perkuat
struktur bangunan Anda, bisa dengan menambah volume pondasi dan menambah besi
tulangan untuk struktur sloof.
Awasi
proses pembangunan dengan seksama.
Pilih
pelaksana pembangunan yang handal
Cara Mengatasi Dinding Retak
Langkah
pertama yang harus anda lakukan adalah melihat jenis keretakannya tersebut :
1.
Retak
Rambut
Retak
rambut yaitu keretakan yang lebarnya kurang dari 1 mm dan tidak tembus ke sisi
dinding lainnya diakibatkan ketidaksempurnaan pada saat finishing dinding, seperti : plesteran dinding yang tidak disiram
lebih dulu, komposisi plesteran yang kurang sempurna, plesteran yang belum
cukup kering atau kualitas cat dinding yang daya elastisitasnya kurang.
Solusinya
:
Kerik
atau perlebar bagian retak rambut tersebut untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keretakannya sehingga pada saat menambal keretakan tersebut masuk sampai
kebagian dalam dinding. Kemudian isilah dengan wall filler, amplas setelah benar-benar mengering, lalu lapisi
dengan wall sealer sebelum dicat
ulang.
2.
Mengatasi
retak tembok di sudut kusen
Masalah
bangunan yang sering kita jumpai adalan keretakan tembok di sudut kusen. Mungkin
bagi sebagian orang keretakan tersebut di anggap biasa, tapi sebenarnya ada
cara mudah untuk mengatasi tembok retak di sudut kusen. Adapun solusi yang saya
sebutkan tersebut adalah dengan pengaplikasian nat keramik.
Ada
pun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1.Pastikan
bahwa pelebaran keretakan sudah berhenti.
2.Ambil
paku dan bersihkan celah keretakan tersebut.
3.Aplikasikan
nat di dalam celah keretakan tembok, usahakan rata dengan permukaan tembok.
4.Bersihkan
dan amplas untuk memperhalus kerataan dengan permukaan tembok.
3.
Retak Struktur
Retak
Struktur, yaitu keretakan yang lebarnya lebih dari 2 mm dan tembus pada sisi
dinding lainnya. Hal ini disebabkan karena :
Penurunan
atau pergeseran pondasi akibat daya dukung tanah yang kurang baik atau kurang
padat. Hal ini bisa dikarenakan kondisi tanah yang kurang baik atau bisa juga
karena perubahan karakterisitik tanah akibat kejadian alam seperti banjir,
pergerakan tanah atau gempa.
Ukuran
pondasi yang tidak sesuai dengan beban yang dipikulnya atau kurang sempurnanya
pada saat proses pelaksanaan.
Kerusakan
pada kolom (tiang) dan balok misalnya retak atau bengkok, akibat kurangnya
jumlah atau ukuran tulangan besi utama dan besi pengikat (sengkang) serta
rendahnya kualitas/mutu beton yang digunakan atau kurang sempurnanya pada saat
proses pengerjaan sehingga kekuatan beton terhadap tekanan berkurang.
Solusinya
:
Untuk
pondasi yang turun buatlah pondasi baru di dekatnya dengan mendeteksi keretakan
terparah pada dinding di atasnya. Padatkan tanah di bawah pondasi yang baru dan
buatlah kolom/tiang baru untuk membantu penyaluran beban dari sloof dan balok lantai di atasnya.
Untuk
balok yang retak, jika kondisinya memungkinkan perlu ditambahkan kolom/ tiang
di bawahnya sehingga penyaluran beban balok menjadi berkurang. Jika tidak
memungkinkan maka balok disuntik/digrouting dengan epoxy yaitu cairan kimia khusus yang sifatnya mengikat dan cepat
kering kemudian dilakukan pembesaran ukuran balok dengan perkuatan dari luar.
Untuk
kolom/tiang yang retak, buatlah kolom tambahan di dekat tiang yang retak untuk
membagi pembebanan pada kolom yang rusak atau dengan memperkuat kolom dengan
menyuntik/ meng-grouting dengan
cairan epoxy dan memperlebar ukuran
kolom/tiang.
Untuk
retak-retak kecil pada kolom dan balok, cukup dilakukan penambahan dengan
plesteran agar tulangan besi tidak berhubungan dengan udara luar yang dapat
menyebabkan karat.
4.
Keretakan
Lantai
Keretakan
lantai terutama pada lantai 2 ditandai dengan pecahnya keramik diakibatkan
keretakan lantai beton dibawahnya. Hal ini bisa diakibatkan gempa, atau
kualitas/mutu beton yang tidak memenuhi standar atau bisa juga karena kesalahan
teknis pada saat pengerjaan lantai beton misalnya kekeliruan susunan anyaman
besi beton, posisi sambungan coran beton atau bekisting/cetakan beton yang dilepas sebelum beton benar-benar
mengeras.
Solusi
:
Untuk
lantai beton yang retak, terlebih dulu dengan melepas keramik yang pecah
kemudian mengikis retakan, menyuntik / meng-grouting
dengan cairan epoxy pada retakan
menutupnya dengan plesteran dan memasang keramik kembali.
Demikian
informasi mengenai penyebab tembok rumah retak dan cara mengatasi dinding retak
pada rumah Anda. Dinding rumah yang retak sebaiknya cepat ditangani karena
selain merusak tampilan rumah juga bisa menjadi celah air merembes masuk saat
musim penghujan tiba.
Tidak ada komentar untuk "4 Penyebab Tembok Rumah Retak Dan Cara Mengatasinya"
Posting Komentar