Desain Rumah Adat Musalaki, Keanekaragaman Budaya Indonesia Timur
Griyahome.com
- Keanekaragaman adat dan budaya
Indonesia juga merambah Kawasan Indonesia Timur. Di Nusa Tenggara Timur
terdapat rumah adat yang dinamakan Rumah
Adat Musalaki. Nama Musalaki itu sendiri artinya Mosa Laki (Kepala Suku)
sehingga rumah tersebut merupakan rumah tempat Kepala Suku untuk melakukan
ritual upacara-upacara ritual atau untuk bermusyawarah.
Musalaki
merupakan nama rumah adat khas Suku Ende Lio yang mendiami Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Rumah Adat Musalaki merupakan rumah yang mempunyai struktur
yang unik karena mempunyai konstruksi tersendiri dengan bangunan lainnya karena
rumah tersebut khusus untuk kepala suku saja. Kekhasan Rumah Adat Musalaki
adalah bangunannya berbentuk persegi panjang yang mempunyai empat sudut utama
masing – masing.
Rumah
Adat Musalaki tidak mempunyai dinding sebagai pembatas ruang. Hal itu dapat
dilihat pada beberapa sambungan kayunya yang tidak menggunakan paku maupun baut
baja, melainkan kayu.
A. Struktur Bawah Musalaki
Struktur
bawah Rumah Adat Musalaki terdiri dari struktur pondasi rumah dan Struktur
Lantai (Maga). Struktur tersebut mempunyai keunikan tersendiri sebagai berikut:
1. Struktur Pondasi Kuwu Lewa
Bahan
Struktur pondasi pada bangunan rumah Musalaki menggunakan batu lonjong yang
dipasang berdiri secara vertikal. Pondasi dalam bahasa Ende Lio disebut leke
lewu yang berartikan tiang kolom pondasi. Bentuk dari pondasi rumah Musalaki
yang unik yaitu kolom bangunan hanya diletakkan diatas sebuah batu datar yang
sudah terbentuk di alam. Manfaat pembuatan struktur pondasi tersebut adalah
untuk menghindari keretakan atau pada kolom bangunan pada saat terjadi gempa,
sedangkan bentuk lantai panggung bertujuan untuk memungkinkan sirkulasi udara
dari bawah lantai dapat berjalan baik, sehingga kemungkinan terjadi kelembaban
pada lantai bangunan Musalaki dapat dihindari.
2.
Struktur Maga (Lantai)
Struktur
Lantai rumah adat Musalaki dalam bahasa Ende Lio biasa disebut maga yang
terbuat dari bilah papan yang disusun sejajar satu arah. Struktur lantai pada
Musalaki terdiri dari dua bagian yaitu lantai tenda teo (teras gantung) dan
lantai koja ndawa (lantai ruang dalam) yang membuat beda antara keduanya yaitu
perbedaan tinggi lantai tersebut. Alasan pembuatan lantai dari bilah papan
adalah seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu agar udara yang melewati
kolong rumah dapat masuk ke ruang atas, selain itu dengan menggunakan lantai
papan, tingkat kelembapan di dalam bangunan adat Keda juga akan berkurang,
mengingat ketinggian lantai rumah tradisional Keda tidak seperti rumah adat
lain pada umumnya yaitu berkisar antara 60 – 100 centimeter dari permukaan
tanah.
B. Struktur Atas Musalaki
Struktur
bawah Rumah Adat Musalaki terdiri dari struktur ats lantai dan Struktur Atap
Struktur tersebut mempunyai keunikan tersendiri sebagai berikut:
1.
Strukur Atas Lantai Rumah Adat Musalaki
adalah Wisu (tiang kolom tak berdiding)
Pada
Rumah Adat Musalaki struktur atas lantai mempunyai empat buah wisu (tiang
kolom) penyangga yang ditopang dari isi ine wawo (balok kayu palang bagian
atas) yang memiliki panjang ± 400 cm yang ditopang juga isi mbasi (balok kayu
palang bagian bawah) yang panjang ± 450 cm . Bangunan Musalaki tidak mempunyai
dinding pembatas ruang. Tinggi masing - masing tiang kolom bangunan Musalaki ±
120 cm dimana bentuk dari kolom berbeda dengan kolom bangunan lainnya. Tiang
kolom berbentuk bulat di bagian bawah dan bagian atasnya berbentuk menyerupai
sebuah kerucut segi empat. Pada masing – masing kolom mempunyai ciri khas
ukiran yang mempunyai filasofi bagi masyarakat Suku Ende Lio.
Antara
tiang kolom samping kanan dan samping kiri Musalaki terdapat leke raja yaitu
satu tiang badan rumah yang panjangnya ± 120 cm, letaknya di bagian tengah yang
menghubungkan dengan tiang mangu yang panjangnya ± 450 cm untuk menahan
bubungan yang membentuk atap rumah atau ubu
yang diikat oleh isi mbasi wawo (balok kayu palang bagian atas) yang
memliki panjang ± 650 cm. Untuk rumah Musalaki tiang leke raja dan tiang mangu
menjadi satu tiang dan kayu palang menghubungkan tiang mangu yaitu saka ubu,
kedua tiang leke raja ini dipasang dengan menggunakan seremonial adat Suku Ende
Lio. Pada tiang leke raja dan mangu mempunyai seni ukiran simbol binatang
reptil dan binatang lainya.
2.
Struktur Atap Rumah Adat Musalaki
Struktur
rangka atap merupakan struktur bagian atas Rumah Adat Musalaki. Tiang mangu
(tiang nok) pada bagian struktur rangka atap Musalaki berfungsi sebagai
pembentuk struktur kuda – kuda yang dihubungkan dengan saka ubu (bubungan).
Struktur kuda – kuda pada bagian rangka atap Musalaki disebut jara yang
merupakan kayu palang yang menghungkan antara ujung tiang mangu atau leke raja
untuk membentuk bubungan atap Musalaki. Pada bagian struktur atap ria terdapat juga pella yang merupakan kayu
palang yang membentuk sudut bubungan yang menghubungkan tiang mangu atau leke
raja dengan tiang wisu (kolom).
Untuk struktur rangka atap terdapat lare serta juga
eba (gording) yang terbuat dari bilah bambu yang panjang dan letaknya sejajar
dengan gola yang merupakan kayu palang membentuk segi empat persegi sebagai
penyanggah kuda – kuda dan pella, jaraknya berdekatan atau disesuaikan dengan
Ngu Ki (alang-alang penutup atap). Struktur yang terakhir yang paling atas
adalah ate ubu (atap) yang bahannya adalah nao (ijuk) sebagai pengikat dan ki
(alang-alang) yang dipasang secara berselang seling dari bawah ke atas.
FILOSOFI
Rumah
Adat Musalaki mempunyai bentuk persegi empat dengan atap yang menjulang tinggi
sebagai simbol kesatuan dengan sang pencipta. Bentuk atap diyakini memiliki
bentuk seperti layar perahu sebagaimana diceritakan nenek moyang dari Suku Ende
Lio datang menggunakan perahu.
Di
puncak bagian atas Rumah terdapat dua ornamen yang memiliki simbol yaitu kolo
Musalaki (kepala rumah keda) dan kolo
ria (kepala rumah besar) dimana diyakini kedua bangunan memiliki
hubungan spiritual.
Semoga
artikel tentang rumah adat musalaki
dari daerah Nusa Tenggara Timur dapat menambah wawasan kita tentang ragam
budaya yang ada di Indonesia, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar untuk "Desain Rumah Adat Musalaki, Keanekaragaman Budaya Indonesia Timur"
Posting Komentar